Selasa, 20 Juli 2010

KOK GINI YA....

Kok gini…
Melihat fenomena belakangan di negeri tercinta ini, ckup membuat hati ingin bertanya – tanya terus. “Ada apa ini???
Negeri yang kaya akan sumber daya ala mini justru banyak dirundung masalah dan kesulitan. Masalah korupsi masih belum tuntas, masalah century entah kemana baunya, masalah mafia hukum selalu bertele – tele. Apa jadinya negeri ini dengan masalah itu.
Namun belum tuntas semua maslah diatas, muncul lagi masalah yang pelik lagi. Kasus konversi minyak tanah ke gas LPG yang awalnya digembar-gemborkan akan membuat masyarakat lebih mudah, sekarang ternyata hal itu mendatangkan malapetaka. Sekarang banyak kasus terjadi tabung gas meledak, banyak korban yang berjatuhan yaitu masyarakat. Kontak hal ini seakan membuat masyarakat resah dengan masalah tersebut. Masyarakat menjadi takut menggunakan gas LPG lagi. “Ya jelas takut, hal itu bagaikan membawa bom ke rumah sendiri”. Hal itu saya katakan “terorisme gaya baru”. Jadi tidak usah menakut-nakuti masyarakat dengan terror bom dan berbagai ancaman, namun dengan meladaknya tabung gas LPG ini masyarakat seakan telah menyimpan teroris didalam rumah sendiri, jadi ketakutan itu akibat terror yang ada dalam rumah. Apa jadinya kalau dirumah ada teroris??? Takut seumur hidup. Ah… kasus…kasus…
Masalah lagi sekarang ini harga pangan semakin naik. Semua bahan pokok melambung tinggi harganya. Lah…ketika harga normal saja, masih banyak yang kesusahan, apalagi harga menjadi naik, apa yang terjadi?? Ya jelas, yang merasakan kesusahan juga semakin baik. Ironis sekali memang, dinegeri yang subur, kaya seperti ini masyarakat masih kesusahan dengan pangan. Apa yang kemudian dilakukan pemerintah melihat hal ini??? Rapat…rapat…dan rapat terus, kapan bertindaknya??? Apa memang Negara ini sudah jadi ekonomi pasar, yang semuanya diserahkan pada pasar??? Lha kalau begitu mana nilai pancasilanya??? Katanya Indonesia menganuat ekonomi pancasila??? Kalu iya harusnya mampu mengatur sedemikian rupa sehingga masyarakat tidak kesusahan. Kalau hanya membuat rakyat tidak kesusahan pangan saja tidak bisa, apalagi menyejahterakan kehidupan bangsa. Ah…kok gini Indonesiaku.
Ada lagi…