Kamis, 26 Mei 2011

Hakikat dan Makna Anarki

  • Oleh L Murbandono Hs
HARI-HARI ini saat di berbagai tempat di Tanah Air dilanda kekerasan yang brutal, banyak orang menilai situasi itu anarkis. Anarki dinilai sama dengan segala yang buruk dan jahat. Benarkah? Perlu ditelusuri hakikat anarki secara historis dan maknanya yang lugas sebagaimana dimaksudkan para konseptornya. Dalam maknanya yang lugas, anarki terbentuk dari kata Yunani anarchos/anarchia = tidak/ tanpa/ nihil pemerintahan. Tidak/ tanpa/ nihil itu netral.

Secara historis, dimulai sekitar akhir abab XVII oleh kaum buruh di berbagai negara di Eropa, paham anarkisme menyebar sampai ke Asia dan Amerika. Tokoh-tokoh anarkis awal adalah Max Stirner (1806-1856), Pierre-Joseph Proudhon (1809-1865), Mikhail Bakunin (1814-1876), dan Peter Krapotkin (1842-1921). Sejumlah penulis humanis-religius dan tokoh berbagai bidang semisal Noam Chomsky, Colin Ward, O’Hara, Murray Bookchin, Emma Goldman, Alexander Berkman, Voltairine de Cleyre, Errico Malatesta, Luigi Galleani, Camillo Berneri, Leo Tolstoy, Mahatma Gandhi, Dorothy Day, dan bahkan Saminisme, acapkali dikaitkan dengan atau paling sedikit mendapat ilham dari teori anarki.

Mengingat sejarah anarki telah bergulir lebih dua abad, memang terjadi pluralitas di antara kaum anarkis sendiri. Namun, hakikat anarki tetap dalam tiga wacana dasar.  Pertama; anarki adalah teori dan praktik kebebasan membela martabat individu yang menolak segala bentuk penindasan. Jika penindas itu pemerintah, anarki akan memilih masyarakat tanpa pemerintah. Jika penindas itu hierarki, anarki akan antihierarki. Bukan pemerintah atau hierarki yang jadi target perlawanan, melainkan penindasan dalam dua otoritas tersebut.

Melawan Kapitalisme
Kedua; anarkisme adalah paham hidup yang mencita-citakan sebuah kaum yang bebas dari penindasan yang bisa hidup berdampingan secara damai dengan semua kaum lain dalam suatu sistem sosial. Ia memberi nilai tambah secara sosial, sebab menjamin dan memaksimalkan kebebasan individual dan kesetaraan antarindividu berdasarkan kerjasama sukarela antarindividu atau antargrup dalam masyarakat.

Ketiga; dua butir di atas adalah refleksi kaum anarkis atas fakta sejarah bahwa kemerdekaan tanpa persamaan cuma berarti kemerdekaan para penguasa, dan persamaan tanpa kemerdekaan cuma berarti perbudakan. Dalam tiga wacana dasar itulah muara banyak karya tulis dan kiprah kaum anarki sejak lahir sampai saat ini. Untuk mengontrol konsistensinya, berikut ini tiga contoh keyakinan kaum anarkis.
Pertama; anarkisme adalah sistem sosialis yang mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia (Peter Kropotkin).
Kedua; penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia oleh manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas (Errico Malatesta).
Ketiga; kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan (Mikhail Bakunin). Akibat logis sikapnya di atas, maka anarki menentang paling sedikit tujuh isme dan kondisi yang mengganggu cita-citanya.
 
Pertama; melawan kapitalisme sebab kaum anarkis yakin bahwa biang diskriminasi ekonomis selalu berujung pada privilese lapisan atas. Kedua; melawan rasisme. Kaum anarkis menandaskan semua bangsa, ras, warna kulit, dan golongan adalah sederajat. Ketiga; melawan seksisme. Kaum anarkis menganggap semua jenis seks: wanita, pria, dan bahkah di luar dua jenis seks itu, memiliki hak sama atas apa pun.

Selasa, 10 Mei 2011

Herbert Spencer

Herbert Spencer (lahir di Derby, 27 April 1820,meninggal di Brighton, 8 Desember 1903 pada umur 83 tahun) adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka. Meskipun kebanyakan karya yang ditulisnya berisi tentang teori politik dan menekankan pada "keuntungan akan kemurahan hati", dia lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme sosial. Spencer seringkali menganalisis masyarakat sebagai sistem evolusi, ia juga menjelaskan definisi tentang "hukum rimba" dalam ilmu sosial. Dia berkontribusi terhadap berbagai macam subyek, termasuk etnis,metafisika,agama, politik, retorik, biologi dan psikologi. Spencer saat ini dikritik sebagai contoh sempurna untuk scientism atau paham ilmiah, sementara banyak orang yang kagum padanya di saat ia masih hidup.
Menurutnya, objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial dan industri. Termasuk pula asosiasi, masyarakat sepempat masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Pada tahun 1879 ia mengetengahkan sebuah teori tentang Evolusi Sosial yang hingga kini masih dianut walaupun di sana sini ada perubahan. Ia juga menerapkan secara analog (kesamaan fungsi) dengan teori evolusi karya Charles Darwin (yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera) terhadap masyarakat manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke masyarakat industri. Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

sumber: wikipedia.com

Selasa, 03 Mei 2011

Osama tewas, akankan terorisme berhenti???

Berita yang beredar belakangan menyebutkan Osama Bin Laden sosok yang paling dicari oleh AS telah tewas terbunuh oleh pasukan AS di Pakistan. Tewasnya Osama ( tokoh yang dianggap paling bertanggung jawab atas terorisme 11 September 2011 di WTC ) dikuatkan dengan pernyataan resmi dari presiden Amerika Serikat Barack Obama. Kabar tersebut disambut meriah oleh warga AS yang bergembira atas tewasnya pemimpin AL Qaeda itu.
Kemudian pertanyaan muncul. Akankah terorisme berhenti dengan tewasnya Osama???
Ini yang sebenarnya menjadi pertanyaan substansial. Terorisme mau tidak mau menjadi ancaman bagi Negara – Negara barat (AS dan sekutunya) dan bahkan Negara – Negara seperti Indonesia juga tidak lepas dari ancaman terorisme. Kita ingat bom Bali I dan II, bom Kuningan, bom Marriot, dll menjadi bukti bahwa terorisme juga mengancam Negara Indonesia.
Kembali ke pertanyaan diatas, akankah terorisme berhenti???

Sebagian orang yang bergembira pasti akan berpendapat tewasnya Osama akan mengahiri terorisme. Namun, akan sangat mungkin bahwa terorisme akan terus berlanjut walaupun Osama bin Laten telah tewas. Osama memang orang yang sangat disegani dalam organisasi AL Qaeda, namun di Al Qaeda bukan hanya Osama saja yang mempunyai pengaruh, masih ada tokoh seperti Syaikh Ayman Al Zawahiri yang merupakan orang nomor 2 setelah Osama. Jadi masih ada potensi terorisme, bahkan mungkin juga akan lebih mengerikan pasca tewasnya Osama.

Terorisme lahir karena adanya ketidakadilan, kesewenang-wenangan. Inilah yang seharusnya diselesaikan bila ingin terorisme tidak berkembang. Selamaakar permasalahan tidak diselesaikan seperti sikap Barat ( AS dan sekutu ) yang bertindak tidak adil terhadap rakyat Palestina dan membiarkan penjajahan Israel terus menerus menindas rakyat Palestina, serta berbagai ketidakadilan lain terhadap umat Islam, maka terorisme akan terus muncul.

Jadi tewasnya Osama bukan berarti terorisme seketika mati. Selama akar permasalahan seperti kemiskinan, ketidakadilan, dll belum selesai maka potensi terorisme masih ada. Negara harus berhati – hati akan hal ini, dan upaya deradikalisasi serta perlawanan terhadap ideology terorisme  harus diupayakan oleh para tokoh agama seperti ulama, dan juga para pendidik.

Semoga Allah melindungi kita dari berbagai hal yang tidak baik.

Amin….