Minggu, 13 Maret 2011

Penerapan Foklor Jawa Untuk Bahan Kajian Antropologi Psikologi

            Dalam artiannya folklore yaitu sebagai sekelompok orang (komunitas) yang memiliki cirri-ciri pengenal fisik (rambut, warna kulit, ukuran badan) social dan budaya sehingga dapat dibedakan dari kelompok masyarakat lainnya. Folklore adalh kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun temurun diantara kolektif macam apa saja, secara tradisionaldalam versi yang berbeda baik lisan maupun tulisan. Adapun cirri-ciri folklore yaitu: penyebaran dan pewarisan lebih banyak secara lisan, bersifat tradisional, bersifat anonym (pembuatannnya tidak diketahui), kolektif (menjadi milikbersama dari sebuah kelompok masyarakat) sebagai bentuk kebudayaan milik bersama folklore bersifat pralogis, yaitu logika yang khusus dan kadang berbeda dengan logika umum. Mempunyai pesan moral bagi generasi berikutnya.
Folklore biasanya mempunyai bentuk yang berpola sebagai mana dalam cerita rakyat atau permainan rakyatpada umumnya. Folklore pada umumnya mempunyai kegunaan atau fungsi dalam kehidupan bersama suatu kolektif misalnya cerita rakyat sebagai alat pendidik, hiburan, protes social, dan proyeksi suatu keinginan yang terpendam.
Fungsi utama folklore yaitu:
  • Sebagai system proyeksi yaiti alat pencermin angan-angansuatu kolektif
  • Sebagai alat pengesahan pranala dan lembaga kebudayaan
  • Sebagai alat pendidikan anak, dan
  • Sebagai alat control agar norma-norma masyarakat dipenuhioleh anggota kolektifnya

Secara teori folklore berkaitan dengan tujuh unsure kebudayaan universal yaitu ekonomi (sistem pencaharian hidup), teknologi (system peralatan dan perlengkapan hidup), system kemasyarakan, bahasa, kesenian system pengetahuan dan religi.
Berdasarkan tujuh unsure kebudayaan universal tersebut maka folkloredapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu, folklore lisan merupakan fata mental (mentifact) diantaranya: logat bahasa dan bahasa tabu, ungkapan tradisional dalam bentuk pribahsadan sindiran, puisi rakyat yang meliputi mitos legendan dan dongeng, folklore sebagian lisan merupakan fakta social diantaranya dalam kepercayaan dan takhayul, permainan rakyat dan ungkapan tradisional, dan folklore bukan lisan merupakan artefak diantaranya dalam bentuk: arsitektur bangunan rumah adt, seni kerajinan tradisional pakaian tradisional.
Kebudayaan pada hakikatnya merupakan tata kelakuan manusia, kelakuan manusia dan hasil kelakuan manusia, maka psikologi masyarakat Indonesia dapat dipahami melalui pengkajian folklore sebagai dasar pemahaman psikologi berbasis budaya Indonesia, baik dalam bentuk, fungsi dan maknanya. Dalam bidang antropologi psikologi hal ini sangat penting antropolohgi budaya dan antropologi social yang memiliki hubungan erat dengan folklore dapat berhubungan ilmu psikologi kepribadian, psikologi perkembangan, ilmu psikiatrik, dan psiko analisa secara produktif dan sistematis.