Sabtu, 24 April 2010

POLITIK SIMBOLISME ( Perilaku Politik Demosntran dalam Kajian Antropologi Politik )

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses perpolitikan Indonesia mengalami suatu keadaan yang cukup dinamis. Dinamika politik begitu cepat berubah seiring dengan adanya kejadian – kejadian yang membuat para praktisi politik bahkan masyarakat memanas. Hal ini diakibatkan oleh adanya arus media yang secara terang – terangan membuka informasi kepada masyarakat mengenai jalannya perpolitikan di Indonesia.
Berbagai peristiwa beberapa waktu lalu seperti kebijakan pemerintah terkait bank Century menjadi suatu dinamika politik yang cukup menyita perhatian. Kebijakan mengenai Bailout Bank Century kontak menuai pro dan kontra. Ada kalangan yang menganggap bahwa bailout tersebut tepat namun banyak kalangan yang justru menganggap proses bailout Century salah dan ada unsure korupsi di dalamnya. Pihak – pihak yang kontra dengan bailout Century sangat banyak dan bahkan menuntuk masalah ini diselesaikan dengan meminta pihak – pihak yang terkait atas kebijakan bailout Century untuk bertanggungjawab. Namun proses yang diinginkan ternyata belum berjalan dengan apa yang dikehendaki masyarakat. dari hal itu beberapa elemen masyarakat dan mahasiswa melakukan demonstrasi menuntuk kasus century diselesaikan dan pihak yang bertanggungjawab diadili.
Demonstrasi dilakukan sebagai sebuah tindakan untuk menyampaikan aspirasi dan dilakukan oleh kerumunan massa yang cukup besar serta biasanya dilakukan dengan orasi. Peristiwa demonstrasi yang dilakukan elemen mahasiswa ternyata tidak hanya sekedar menyuarakan aspirasi melalui orasi saja, namun para demonstaran juga melakukan tindakan – tindakan yang menyita perhatian antara lain membawa foto pejabat dengan diberi tanduk di kepala dan taring di mulutnya. Selain itu yang cukup menarik lagi adalah hadirnya sesosok kerbau yang dibawa para demonstran yang diberi tulisan “Si BuYa”. Hal ini bahkan menjadi suatu kontroversi yang berbuntuk panjang.
Dari hal itu, menjadi sesuatu hal yang menarik bila fenomena – fenomena politik tersebut dikaji dalam perspektif antropologi politik.
Dimana nantinya bisa dilihat dari perspektif sosial budaya yang ada dalam masyarakat kita.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang ingin dibahas adalah:
1. Bagaimana perilaku politik para demonstran dalam kajian Antropologi Politik?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kajian antropologi politik mengenai fenomena perilaku politik demonstran pada saat melakukan demonstrasi.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku Politik Demonstran
Demonstrasi merupakan salah satu bentuk dari perilaku politik yang dilakukan oleh suatu masyarakat, kelompok sosial, atau individu yang dilakukan untuk menyuarakan aspirasi, pendapat, dan ssebagainya. Demonstarasi biasanya dilakukan apabila terjadi suatu kebijakan yang tidak sesuai atau menuntut keadilan dan lain sebagainya dan dilakukan oleh sejumlah massa yang cukup banyak.
Dinamika politik dalam beberapa waktu lalu boleh dikatakan cukup panas dimana pada beberapa waktu yang lalu diraikan dengan pro kontra mengenai kebijakan Bailout Century. Kasus Century menjadi perhatian banyak pihak karena banyak yang menganggap ini sebagai ulangan dari kasus BLBI yang merugikan banyak uang Negara. Seperti kasus BLBI, kasus Century ini banyak pihak mengindikasikan banyak sekali kecurangan, serta ketidakberesan di dalamnya. Dari hal itu banyak tuntutan agar kasus Bank Century segera diselesaikan dan pihak – pihak yang terkait dengan kebijakan tersebut harus bertanggung jawab. Kasus Bank Century ini kontan, membuat seluruh elemen masyarakat mengamati dan tercurahkan perhatian ke masalah tersebut. Karena kasus tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah yang berarti bila memang benar ada kecurangan maka akan berdampak pada keberlanjutan pemerintahan SBY – Boediono.
Seiring dengan proses pengungkapan yang dilakukan oleh DPR dengan Pansusnya, yang mengindikasikan memang ada kesalahan dalam bailout Century, maka banyak elemen bangsa seperti mahasiswa, LSM, dan masyarakat melakukan tuntutan agar kasus ini diselesaikan. Berbagai demonstrasi dilakukan oleh mahasiswa untuk menuntuk pihak – pihak terkait untuk bertanggung jawab. Berbagai orasi dilakukan oleh demonstran, selain itu aksi teatrikal juga dilakukan para demonstran untuk menyaurakat tuntutannya.
Demonstrasi yang dilakukan oleh para demonstran tidak hanya orasi dan aksi teatrikal namun juga mambawa foto – foto baik itu Boediono maupun Sri Mulyani yang diberi tanduk dibagian kepala serta taring di bagian mulutnya. Selain itu demonstrasi yang dilakukan oleh demonstran juga terjadi kontroversi yaitu munculnya kerbau “SiBuYa” dlam aksi demonstrasi. Kontroversi demo kerbau 'SiBuYa' ini bermula pada demo menyambut hari ke-100 pemerintahan SBY-Boediono, 28 Januari 2010 lalu. Kerbau yang ikut berdemo itu dimake-up sedemikian rupa. Badan yang hitam diberi tulisan 'Si BuaYa' sebagai inisial namanya. Di bagian bokongnya ditempeli gambar kartun pria berpeci mirip Presiden SBY, dengan tulisan “turun!” Kerbau tersebut berjalan bersama dua orang pendemo yang berdandan serba putih, dengan memakai celana pendek.


B. Perilaku Demonstran dalam Kajian Antropologi Politik
Membahas pendekatan antropologi terhadap gejala-gejala politik dalam kehidupan manusia. Pembahasan meliputi teori-teori mengenai perwujudan politik dalam kehidupan manusia serta sistem politik pada masyarakat sederhana dan modern. Selain itu juga membahas pendekatan antropologi terhadap gejala-gejala politik dalam kehidupan manusia, termasuk yang tidak terkategori sebagai gejala-gejala politik yang berkaitan dengan lembaga-lembaga politik formal/pemerintah dalam masyarakat modern. Dengan demikian, cakupan pembahasan meliputi pula berbagai gejala politik dan organisasi sosial dalam komuniti-komuniti masyarakat perdesaan/non-masyarakat kompleks. Dalam hal perilaku demonstran, dimana demonstran menggunakan hal – hal yang unik adalah bagian dari gejala – gejala politik yang terjadi.
Dalam kajian antropologi politik, apa yang dilakukan oleh apara demonstran adalah merupakan bentuk politik simbolisme. Dimana para demonstran menggunakan simbol – simbol tertentu sebagai bentuk ungkapan politik yang ingin diutarakan. Dan symbol – symbol ini menggunakan gambaran dari realitas yang dirasakan para demonstran. Symbol – symbol tersebut juga menjadi bentuk protes terhadap pihak – pihak yang menjadi sasaran demonstrasi.
Dalam demonstrasi kasus Century, para demonstran menggunakan symbol gambar atau foto Sri Mulyani dan Boediono yang diberi tanduk dikepala dan diberi taring di mulutnya. Hal ini menjadi bentuk simbolisme yang ingin diungkapkan oleh demonstran. Bentuk gambar yang diberi tanduk dan diberi tarik diidentikan dengan drakula. Dalam hal ini para demonstran menggunakan symbol tersebut untuk mengatakan bahwa Sri Mulyani dan Boediono sebagai drakula yang suka menghisap darah dan darah tersebut diibaratkan sebagai rakyat. Sehingga demonstran menganggap kedua tokoh itu sebagai manusia penghisap darah rakyat serta penghisap uang rakyat. Karena dianggap telah melakukan tindakan yang salah dengan melakukan bailout Bank Century yang memakan uang sebesar 7 triliun.
Kemudian dalam kasus mengenai munculnya kerbau “SiBuYa” dalam aksi demonstrasi, dimana SiBuYa ikut berdemo itu dimake-up sedemikian rupa. Badan yang hitam diberi tulisan 'Si BuaYa' sebagai inisial namanya. Di bagian bokongnya ditempeli gambar kartun pria berpeci mirip Presiden SBY, dengan tulisan “turun!”. Penggunaan symbol kerbau dalam demnstrasi ini dalam kajian antropologi memang bermacam-macam makna. Dimana dalam kebudayaan Minang serta Toraja, kerbau di identikan dengan symbol kekayaan dan prestise, namun dalam budaya jawa, kerbau manjasi symbol kebodohan atau dungu. Dalam kaitannya dengan gejala politik pada saat itu, secara kontekstual memang makna kedua yang diambil yaitu dari sisi budaya jawa bahwa kerbau merupakan symbol kebodohan/dungu. Kemudian nama SiBuaYa menjadi symbol singkatan SBY dimana hurup S, B, dan Y menggunakan huruf capital sehingga jelas hal ini menyimbolkan tulisan SBY yang notabene merupakan singkatan dari Susilo Bambang Yudoyono. Sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh demonstran dengan kerbau “SiBuYa” adalah bahwa demonstran menganggap SBY sebagai orang yang bodoh karena tidak bisa menyelesaikan secara tuntas kasus century, dan juga tidak bersedia memecat Sri Mulyani dan Boediono. Sehingga demonstran menginginkan SBY turun dari jabatan presiden yang disimbolkan dengan tulisan “turun” pada bagian ketrbau.
Perilaku politik seperti itu menjadi warna dalam perpolitikan di Indonesia. Namun interpretasi yang dilakukan memang harus lebih cermat dan tidak gegabah sehingga tetap mengedeankan azaz keindonesiaan.

III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pola perilaku politik demonstran pada saat melakukan demonstrasi mengandung makna yang sebenarnaya ingin disuarakan. Fenomena itu boleh dikatakan menjadi sebuah terobosan dalam upaya demonstrasi. Dan menjadi sebuah pesan yang lebih mengena dari pada hanya sekedar berorasi yang terkadang kurang diperhatikan.
B. Saran
Dari simpulan di atas memang menjadi sebuah alternative baru dalam upaya menyampaikan pendapat. Namun dalam menyampaikan pendapat dengan symbol – symbol apapun juga harus mempertimbangkan nilai – nilai kesopanan serta nilai – nilai kemanusiaan. Kedua hal itulah yang memang menjadi cirri khas bangsa ini dimana sopan santun, serta nilai – nilai kemanusiaan menjadi sebuah nilai yang harus digunakan dan ini menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beceloteh di sini!!!