Rabu, 15 Juni 2011

Ketika Ketidakjujuran Menjadi Kesepakatan Bersama

Kejujuran sejatinya adalah suatu sikap yang sangat mulia dan menjadi sebuah nilai yang amat luhur. Kajujuran menjadi nilai yang amat sangat dinajurkan bahkan dalam agama – agama ataupun kepercayaan yang ada, kejujuran menjadi bahan ajaran yang cukup vital. Kejujuran menjadikan manusia mempunyai sikap baik dan mencerminkan keluhuran sikap.
Bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yang amat sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran. sebelum terbentuknya Negara Indonesia yaitu pada zaman Nusantara, nenek moyang kita sudah menanamkan nilai kejujuran yang sampai sekarang terus dijunjung tinggi. Sehingga sebenarnya tidak bisa dipisahkan antara nilai – nilai jiwa bangsa Indonesia dengan nilai kejujuran.
Dewasa ini, kejujuran ternyata mulai terancam. Nilai – nilai kejujuran yang dahulu dijunjung tingi bangsa Indonesia sekarang mulai pudar. Ketidakjujuran atau kebohongan mulai merajalela. Ketidakjujuran yang dulu sangat memalukan dan amat sangat dibenci sekarang seolah – olah bahkan nyatanya menjadi kesepakatan bersama. Orang sudah tidak malu lagi untuk berbuat tidak jujur. Banyak kita dengar dan lihat betapa ketidakjujuran merajalela dalam anggota dewan yang “tidak terhormat” disenayan. Banyak kasus korupsi, banyak mafia hukum, dan bahkan ada rekayasa kasus hukum. Ini menjadi sebuah hal yang sangat memperihatinkan. Bahkan yang terbaru adalah praktek kecurangan massal dalam Ujian Nasional yang dilakukan oleh sebuah SD di Surabaya yang akhirnya terbongkar. Yang membuat ngilu adalah sang pelapor kecurangan justru menjadi musuh bersama bagi keluarga sekolah tersebut. Ini mengindikasikan bahwa ketidakjujuran ternyata sudah mengakar dan bahkan menjadi sebuah kesepakatan bersama. dan ketika ada orang yang mau berbuat jujur justru dimusuhi bersama. Hal ini berarti ada yang salah dan aja yang berubah didalam masyarakat. Masyarakat kita ternyata sekarang semakin oportunis, semakin menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, sehingga mengabaikan nilai kejujuran.
Sekolah yang seharusnya menjadi garda terdepat yang mengajarkan kejujuran sekarang menjadi tempat sarang ketidakjujuran. Zaman yang mulai mengedepankan mengagungkan  materialisme ini membuat kejujuran terpinggirkan. Ketidakjujuran di sekolah banyak dimulai dari rekrutmen siswa yang kadang hanya melihat seberapa banyak uang yang bisa disumbangkan, kemudian praktek mencontek, sampai praktek kecurangan dalam Ujian Nasional yang semakin marak.
Ini sesungguhnya adalah sebuah masalah yang sangat besar. Ketika ketidakjujuran dianggap sebagai sebuah hal yang wajar dan menjadi kesepakatan bersama, maka ketidakadilan akan semakin marak juga. Ketika itu terjadi maka bangsa ini hanya tinggal menunggu waktu untuk terpuruk kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beceloteh di sini!!!