Rabu, 29 September 2010

Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan

        Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa (etnic group), golongan, agama dan kepercayaan. Masing-masing mempunyai nilai-nilai budaya sendiri yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Sejak kecil, individu-individu telah diresapi dengan nilai-nilai budaya berupa konsepsi-konsepsi yang hidup dalam masyarakatnya. Dengan demikian, nialai-nilai itu telah lama mengakar dalam jiwa mereka sehingga sulit untuk diganti dalam waktu singkat.
        Dalam banyak kebudayaan etnic di Indonesia, terdapat nilai budaya yang terlalu berorientasi ke atasan, ke senior dan ke orang-orang yang berpangkat tinggi, yang selalu harus diminta restunya setiap akan memulai usaha atau suatu kegiatan. Nilai-nilai tersebut memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan mentalitas bangsa, seperti tumbuhnya sikap tidak percaya diri, menumbuhkan sikap ketergantungan yang besar, mematikan hasrat untuk berusaha secara mandiri dan menghambat tumbuhnya disiplin pribadi yang murni serta mematikan rasa bertanggung-jawab sendiri.
       Masa sesudah revolusi kemerdekaan Indonesia, kehidupan penuh dengan keragu-raguan, tanpa pedoman dan tanpa orientasi yang tegas sehingga tumbuhlah kelemahan-kelemahan mentalitas pada kebanyakan orang Indonesia, yaitu : (a) Mentalitas meremehkan mutu, yakni tidak memikirkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan mutu barang atau jasa yang dikonsumsi; (b) Mentalitas suka menerabas, yakni bernafsu mencapai tujuan secepat-cepatnya tanpa mau berjerih payah dari permulaan, selangkah demi selangkah; (c) sikap tidak percaya diri, ragu mengambil prakarsa dan bersikap pengekor; (d) Tidak berdisiplin murni; (e) Kurang bertanggungjawab sendiri, cenderung melempar tanggungjawabnya ke atasan atau membagi tanggungjawab kepada orang lain supaya tanggungjawab sendiri menjadi kecil.

       Untuk menjadi bangsa yang maju dalam pembangunan dan peradaban, bangsa Indonesia seyogyanya menumbuhkan nilai-nilai budaya berikut: (a) Nilai-nilai yang berorientasi ke masa depan, yakni nilai-nilai yang mendorong orang merencanakan masa depan dengan saksama dan cermat; (b) Nilai-nilai yang mengarahkan hidup berhati-hati dan berhemat. Sikap hemat mendorong orang untuk menabung menghimpun modal; (c) Nilai-nilai yang menumbuhkan hasrat bereksplorasi-inovasi; (d) Nilai-nilai yang menumbuhkan kepercayaan diri, disiplin dan berani bertanggungjawab sendiri; (e) Nilai-nilai yang lebih menghargai prestasi karya ketimbang prestise.
        Kebudayaan dan mentalitas tersebut sangat mempengaruhi pembangunan nasional, jikalau mentalitas yang disebutkan dalam aline tiga masih menghantui dalam diri masyaakat Indonesia, maka pembangunan akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh mentalitas masyarakatnya. Karena pembangunan yang berhasil dapat dilakukan bila masyarakat mempunyai mentalitas yang bertanggung jawab, disiplin, serta menpunyai N-Ach yang tinggi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beceloteh di sini!!!