Rabu, 29 September 2010

MEMERANGI KEMISKINAN DI PEDESAAN MELALUI PENDIDIKAN NON-FORMAL


TINJAUAN MENYELURUH MENGENAI PENDIDIKAN
 DI DAERAH PEDESAAN

Tiga faktor kritis : Pendidikan, Tanah dan Kesempatan Kerja
Penduduk pedesaan merupakan konsumen potensial bagi pendidikan  non formal, baik yang tinggal di lading, di desa maupun pada kota-kota pesat pedesaan. Menunjukkan bahwa 90% dari seluruh penduduk hidup di daerah pedesaan. Pada kebanyakan Negara-negara yang berkembang lebih dari 50% seluruh jumlah penduduk berusia dibawah 20 tahun. Sehingga memunjulkan akibat, maka angkatan kerja dewasa yang produksional kurang besar jumlahnya harus memikul beban yang lebih besar untuk mendidik dan menghidupi golongan yang berusia lebih muda serta mengasuh golongan orang-orang jompo serta penderita penyakit.
Dari hal di atas menunjukan dengan produksi pertanian, penggunaan tanah dan kesempatan kerja di pedesaan menjadi sebuah implikasinya. Bahwa masyarakat pedesaan membutuhkan input produksi yang banyak. Untuk itu membutuhkan pendidikan dalam hal mengolah ladang, bercocok tanam dan penggunaan teknologi. Dengan hal ini diharapkan intensifikasi usaha bercocok tanam dapat sedikit meringankan pengangguran semu di pedesaan. Namun ada pula masalah yang cukup sulit untuk dipecahkan, misalnya masalah pengangguran yang gawat dan semakin meningkat di daerah pedesaan. Karena pada umumnya pemusatan perhatian dari pemerintah pusat hanya pada masyarakat perkotaan saja. Sebagaian akibatnya menimbulkan ketimpangan ekonomi dan sosial yang parah serta ketegangan politik yang memuncak. Dan akhirnya desa tidak menjdi perhatian yang serius oleh pemerintah
.

Pembangunan nasioanal seharusnya dapat menjamin kesehatan dan keterpaduan antara kota dan desa. Sehingga pembangunan pertanian dan kenaikan angka produksi pertanian dipandang sebagai indicator utama mengenai kemajuan daerah pedesaan.


v  Sasaran pembangunan jangka panjang
Pembangunan pedesan digambarkan dengan suatu perombakan yang mendasar sadari segala struktur, lembaga, hubungan, dan proses sosial dan ekonomi di suatu daerah pedesaan.
v  Proses pembangunan
Pembangunan pedesaan merupakan resultan dari kekuatan yang saling berkonsentrasi. Dan kekuatan pembangunan ada pada pendidikan dalam masyarakat.


PENDIDIKAN DIPERLUKAN
DALAM RANGKA PEMBANGUNAN PEDESAAN
Untuk keperluan proses pendidikan dibagi menjadi 4 yaitu :
  1. Pendidikan umum dan dasar
Yaitu melek aksara, pengeratian dasar mengenai ilmu pengetahuan dan lingkungan, dan sebagainya yang pada dasarnya diusahakan oleh sekolah dasar dan sekolah lanjutan umum.
  1. Pendidikan kesejahteraan keluarga
Dirancang untuk menyelesaikan pengetahuan, ketrampilan dan watak yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mencakup mata pelajaran seperti ilmu kesehatan, ilmu gizi, kepandaian rumah tangga. Pengasuhan kanak-kanak, pemeliharaan dan penyempurnaan perumahan, keluarga berencana, dan sebagainya.
  1. Pendidikan kemasyarakatan
Bertujuan mengokohkan dan menyempurnakan lembaga-lembaga dan proses-proses daerah dan nasional melalui pengajaran tentang soal-soal pemerintahan daerah dan Negara, gerakan koperasi, proses pembangunan masyarakat dan sebagainya.
  1. Pendidikan kejuruan
Dirancang untuk membina kepandaian/ketrampilan tertentu yang berkaitan dengan berbagai kegiatan dalam bidang ekonomi dan berfaedah untuk mencari nafkah

Ketimpangan dalam pembagian sumber daya pendidikan
Penelitian dan pengamatan di lapangan oleh IECD berlaku untuk Negara berkembang meliputi :
  • Pendidikan formal memperoleh bagian terbesar dari anggaran.
  • Daerah perkotaan memperoleh bagian besar yang tidak sepadan dibanding jumlah penduduknya, baik dalam pendidikan formal maupun non formal.
  • Pengeluaran untuk pendidikan formal di daerah pedesaan hanya bermanfaat bagi sejumlah kecil anak-anak dan remaja. Lainnya yang berasal dari keluarga yang lebih berada.
  • Sumber daya yang sudah sangat kurang yang disediakan oleh pemerintah untuk pendidikan non formal di daerah pedesaan sebagian besar ditujukan kepada penduduk golongan dewasa ( khusunya petani ).
  • Sejumlah kecil program non formal yang tersedia bagi kaum remaja seringkali hanya bermanfaat bagi anak-anak yang masih bersekolah.
  • Sumber daya potensial untuk pendidikan non formal di daerah pedesaan seringkali tidak bermanfaat.
  • Pendidikan non formal
Pola bantuan luar negeri
Bantuan luar negeri seringkali cenderung memperberat ketimpangan yang ada pada pola pembagian sumber daya pendidikan.
Dasar criteria bantuan luar negeri :
a.       Bantuan luar negeri untuk keperluan pendidikan non formal jauh lebih besar dari bantuan untuk pendidikan non formal.
b.      Bantuan untuk keperluan pendidikan non formal serasa timpang telah disediakan untuk daerah perkotaan.
c.       Bantuan multilateral untuk pendidikan non formal sangat terpecah-pecah dan mencerminkan pandagan spesialisasi berat sebelah dan perspektif dari masing-masing badan bersangkutan.
Penyuluha dan penelitian di pedesaan ada 4 cara yaitu:
1.      Pendekatan penyuluhan.
Bentuk dogmatik murni bukan hanya mencakup cara kerja penyuluhan saja tetapi mencakup keyakinan bahwa setiap dinas penyuluhan mampu membantu masyarakat untuk berubah.
2.      Pendekatan diklat
Mendasarkan pada dasar tradisi pendidikan dan falsafahnya yang lebih mendekati faham-faham pendidikan formal.
3.      Pendekatan swadaya koperatif.
Didasarkan pada asumsi bahwa proses perubahan di pedesaan yang serba rumit harus diawali oleh perubahan dalam watak penduduk sendiri.
oleh: Malik Ridwan Fauzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beceloteh di sini!!!