Oleh : Abdurochman
Panggung sandiwara merupakan sebuah judul lagu yang sempat fenomenal di Indonesia, buah karya dari soerang musisi ternama yaitu Ahmad Albar yang kemudian lagu tersebut dinyanyikan oleh Nicky Astria. Didalam lirik tersebut termuat bait-bait yang memiliki persamaan intinya dengan pembahasan sosiologi dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman. Goffman adalah salah seorang sosiolog Amerika yang menyumbangkan pemikirannya mengenai interaksi. Goffman beranggapan bahwa interaksi dapat dilakukan dengan prinsip yang disebut dramaturgi. Dunia ini ia ibaratkan sebagai sebuah panggung sandiwara yang didalamnya terdapat bagian-bagian saling berhubungan serta individu yang berperan didalamnya menjadi seorang aktor(pemain).Presentasi-diri menurut Goffman memiliki tujuan untuk menghasilkan definisi situasi serta identitas sosial bagi para aktor, dan biasanya hal tersebut menjadi sebuah acuan ketika para aktor memainkan perannya, mereka harus mengetahui terlebih dahulu definisi situasi yang ada akan mempengaruhi interaksinya dianggap sudah layak atau belum. Pengelolaan kesan (Impression management) merupakan salah satu cara presentasi-diri oleh para aktor dengan menggunakan teknik-tenik untuk menciptakan sebuah kesan dalam situasi tertentu sehingga mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Biasanya hal tersebut dapat dilakukan oleh individu saat berinteraksi dengan menggunakan atribut seperti busana yang dikenakan, cara berjalan, berbicara, dan lain sebagainya.
Dalam teorinya Goffman membagi kehidupan sosial kita menjadi beberapa bagian yang diambil dari istilah-istilah dalam teatrikal, diantaranya adalah panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Ada teknik lain dalam melakukan pementasan yakni mistifikasi. Mistifikasi merupakan cara seorang aktor untuk menjaga perannya dihadapan orang lain sehingga terciptanya kharisma bagi pribadi sang aktor dengan melakukan hubungan khusus dengan khalayak. Dalam usaha untuk mempresentasikan dirinya, terkadang aktor menghadapi kesenjangan antara citra-diri yang ia inginkan untuk dilihat orang lain, dan identitas yang sebenarnya. Hal tersebut bisa muncul dikarenakan adanya suatu stigma yang dimiliki. Stigma merupakan cap buruk/cacat, baik secara fisik seperti lumpuh, bisu, tuli maupun cacat sosial seperti bekas napi, PSK, homo seksual dan lainnya.