Senin, 07 November 2011

Kebaikan apa agamanya?

Kembali nalar rasional, sok kritis, dan gemes selalu melintasi otak saya ketika mendengar, melihat atau membaca fenomena yang penuh kegelian. Ya ini ketika saya mendengar sebuah cerita tentang anak kecil yang kebetulan ayahnya sahabat baik saya. Sahabat baik saya ini adalah keluarga kristen yang taat dan orangnya baik sekali dengan orang lain. Nah…disuatu saat anaknya yang masih kecil kebetulan bersekolah. Hehe…jelas bersekolah ya masa nggak. Anak kecil itu bercerita ketika di sekolahnya kebetulan dia satu-satunya yang bergama kristen sementara yang lain islam. Nah ketika dia bersekolah sering mendengar guru-gurunya selalu memberi nasihat tentang agama dan tanpa sadar atau tidak guru itu berucap bahwa hanya agamanya lah yang baik dan akan masuk surga. Anak kecil tadi dengan nalar kritisnya berfikir kenapa gurunya berkata begitu, kenapa guru berkata agama yang benar dimata Tuhan adlah agama yang dianut gurunya dan mayoritas murid disekolah itu. Sampai suatu ketika anak itu sedih dan berucap “TUHAN ITU AGAMANYA APA”???

Itu cerita si anak, nah kemudian bapaknya (teman saya) juga mengalami hal yang kurang lebih sama. Dia orang baik, peduli dengan kawan. Pada suatu ketika ada tetangganya sakit stroke, tiap hari si bapak ini (temen saya) yang membantu mengangkat ke kamar mandi, berobat dll. Sampai kemudian, tetangga yang terkena stroke itu berucap kepada si bapak “ bapak orang baik sekali sayang bapak bukan Islam”. Walaupun di bilang seperti itu si bapak ini tetap merawat samapai tetangga yang terkena stroke meninggal.
Nah ketika saya mendengar hal itu, saya langsung marah, malu, dan senyum kecil. Pikirku kenapa harus seperti ini??? Kenapa orang dilihat dari agamanya??? Apakah indikator kebaikan itu agama???
Otaku sampai saat ini belum bisa menerima hal itu. Sampai – sampai ucapan sang anak masih terngiang olehku. Bukan kemudian meragukan agama, namun terharu melihat seorang anak kecil bisa berfikir sejauh itu. Kemudian saya berkata kepada bapak yang teman saya tadi “kebaikan tidak pun agama pak, atau kalau kebaikan diprsonifikasikan kemuian ditanya, agamamu apa? maka dia akan bilang agamaku adalah semua agama yang ada di bumi ini.
Bagi saya kebaikan tidak selalu dikaitkan dengan agama. Kebaikan adalah nalar rasional manusia yang amat sangat terkait dengan konsep kesalehan sosial. Jadi kebaikan bukan konsepkesalehan ritual agama, tapi konsep kesalehan sosial. Sehingga tidak terkait dengan agama apa yang dianut. Banyak orang tidak beragama namun dia berbuat baik kepada sesamanya, namun banyak juga orang yang beragama tapi berperilaku buruk. Jadi janganlah tanyakan agamanya apa untuk mengetahui orang itu baik atau tidak, lihat perilakunya kepada sesama. Janganlah agama membuat kita terlena, karena tidak otomatis kita beragama menjadi orang baik.
Dahulu menurt Karl Marx, agama dimanfaatkan oleh kaum kapitalis untuk melemahkan kaum proletar. Kaum proletar di jejali dengan agama dengan tawaran menggiurkan berupa kehidupan yang mulia dan surga. Sehingga kaum proletar terlena, tidak mau berjuang untuk mendobrak kelas borjuis kapitalis. Karena kehidupan yang serbah susah, lemah, dan tidak berdaya, kaum proletar selalu menggantungkan diri pada agama yang menwarkan kehidupan tenang dan surga setelah mati. Agama kemudian dianggap candu oleh Marx.
Nah dari hal itu, yang ingin saya sampaikan adalah jangan sampai kelakuan kaum yang mengaku beragama semakin membuat para sinisme/anti agama membenarkan pendapatnya. Silahkan beragama sesuai keyakinan atau bahkan tidak beraam sesuai keyakinan dan yang paling penting berbuat baiklah.
Salam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beceloteh di sini!!!